Salah satu asset utama yang dimiliki oleh finance/leasing adalah konsumen-konsumen yang dimilkinya. Kuantitas yang dibarengi dengan kualitas konsumen yang dimilki oleh leasing sangat berpengaruh terhadap keuntungan dan kerugian yang akan dialami oleh leasing. Sehingga kuantitas konsumen yang didukung dengan kualitas berpengaruh positif terhadap tumbuh kembangnya suatu perusahaan finance/leasing. Oleh karena itu suatu leasing tak henti-hentinya mencari formula dan strategi yang tepat guna mencapai tujuan perusahaan. Evaluasi dari setiap kebijakan yang telah berjalan semata-mata bertujuan untuk meraih keuntungan yang hendak dicapai dari kegiatan usaha yang dijalankannya.
Evaluasi yang dilakukan leasing terhadap hal-hal yang berdampak pada naik atau menurunnya tingkat keuntungan selalu melahirkan kebijakan baru. Kebijakan yang kerap diambil yang bersifat accidental adalah kebijakan yang menyangkut hal yang menyebabkan menurunnya profit perusahaan yang disebabkan oleh rendahnya kualitas konsumen yang ada. Yang menjadi tolak ukur untuk mengetahui untung atau ruginya perusahaan finance adalah dengan melihat prosentase Bad debt yang dimilikinya. Semakin tinggi prosentase Bad debt/kredit macet, berarti perusahaan sedang terancam mengalami kerugian atau sedang mengalami kondisi yang tidak sehat, karena tingkat pengembalian piutang yang masuk sangat kecil bahkan bisa jadi malah rugi. Jika kondisi seperti itu terjadi, maka dapat dipastikan perusahaan finance akan melakukan stop selling dan berkonsentrasi hanya pada penyelesaian kredit bermasalah yang dimilki.
Kualitas konsumen yang rendah diakibatkan oleh ketidak jelian analisa karakter dan tingkat kapasitas/kemampuan konsumen yang dilakukan oleh Credit Marketing Officer (CMO). Analisa karakter ini menyangkut seberapa besar rasa tanggung jawab dan i'tikad baik yang diimilik oleh konsumen terhadap kewajiban angsuran yang dimiliknya yang tercermin pada kebiasaan, watak adan tabiat konsumen dilingkungannya. Sedangkan tingkat kemampuan konsumen didasarkan pada seberapa besar kemampuan dari penghasilan yang dimiliki konsumen tiap bulan untuk bisa meng-cover semua biaya yang harus dikeluarkan tiap bulan, termasuk pembayaran angsuran. Karakter konsumen yang jelek dan kapasitas konsumen yang minim inilah yang mempunyai hubungan yang significant dengan terjadinya kredit macet.
Mensikapi terjadinya kredit bermasalah, biasanya pihak leasing mengambil dua kebijakan yaitu,. penanganan secara intensif terhadap konsumen-konsumen bad debt dan menginventarisir konsumen-konsumen bad debt untuk dilakukan maping berdasarkan pada profesi konsumen dan wilayah/lokasi konsumen yang menyumbang kenaikan prosentase bad debt, untuk mengambil suatu kebijakan sebagai langkah antisipatif di kemudian hari.
Kebijakan yang menyangkut profesi konsumen yang sangat berpotensi terhadap terjadinya bad debt biasanya di dasarkan pada data jumlah konsumen bad debt yang ada kemudian diurai lagi berdasarkan profesi konsumen yang menyumbang prosentase bad debt tinggi. Kemudian Kebijakan yang diambil biasanya berupa Tidak mendanai pengajuan pembiayaan untuk profesi-profesi tertentu yang dimilki konsumen yang dikatagorikan sebagai konsumen dengan profesi berpotensi bad debt. Walaupun tidak semua konsumen yang berprofesi spt itu pasti macet, tetapi pengalaman pahit yang dialami oleh leasing menjadikan kebijakan-kebijakan yang diambil bersifat general.
Profesi konsumen yang dianggap berpotensi bad debt oleh leasing umumnya disebabkan karena dengan profesi yang dimiliki konsumen menyebabkan sulitnya penanganan yang nantinya akan diambil oleh pihak leasing jika terjadi kredit bermasalah. Selain itu adalah faktor kurangnya kemampuan konsumen dikarenakan profesi yang dimiliki konsumen tidak menjamin terjadinya keteraturan dan kepastian dalam penghasilan yang diterimanya tiap bulan.
Profesi-profesi konsumen yang dianggap berpotensi bad debt sehingga dihindari oleh kebanyakan perusahaan finance/leasing antara lain:
Kualitas konsumen yang rendah diakibatkan oleh ketidak jelian analisa karakter dan tingkat kapasitas/kemampuan konsumen yang dilakukan oleh Credit Marketing Officer (CMO). Analisa karakter ini menyangkut seberapa besar rasa tanggung jawab dan i'tikad baik yang diimilik oleh konsumen terhadap kewajiban angsuran yang dimiliknya yang tercermin pada kebiasaan, watak adan tabiat konsumen dilingkungannya. Sedangkan tingkat kemampuan konsumen didasarkan pada seberapa besar kemampuan dari penghasilan yang dimiliki konsumen tiap bulan untuk bisa meng-cover semua biaya yang harus dikeluarkan tiap bulan, termasuk pembayaran angsuran. Karakter konsumen yang jelek dan kapasitas konsumen yang minim inilah yang mempunyai hubungan yang significant dengan terjadinya kredit macet.
Mensikapi terjadinya kredit bermasalah, biasanya pihak leasing mengambil dua kebijakan yaitu,. penanganan secara intensif terhadap konsumen-konsumen bad debt dan menginventarisir konsumen-konsumen bad debt untuk dilakukan maping berdasarkan pada profesi konsumen dan wilayah/lokasi konsumen yang menyumbang kenaikan prosentase bad debt, untuk mengambil suatu kebijakan sebagai langkah antisipatif di kemudian hari.
Kebijakan yang menyangkut profesi konsumen yang sangat berpotensi terhadap terjadinya bad debt biasanya di dasarkan pada data jumlah konsumen bad debt yang ada kemudian diurai lagi berdasarkan profesi konsumen yang menyumbang prosentase bad debt tinggi. Kemudian Kebijakan yang diambil biasanya berupa Tidak mendanai pengajuan pembiayaan untuk profesi-profesi tertentu yang dimilki konsumen yang dikatagorikan sebagai konsumen dengan profesi berpotensi bad debt. Walaupun tidak semua konsumen yang berprofesi spt itu pasti macet, tetapi pengalaman pahit yang dialami oleh leasing menjadikan kebijakan-kebijakan yang diambil bersifat general.
Profesi konsumen yang dianggap berpotensi bad debt oleh leasing umumnya disebabkan karena dengan profesi yang dimiliki konsumen menyebabkan sulitnya penanganan yang nantinya akan diambil oleh pihak leasing jika terjadi kredit bermasalah. Selain itu adalah faktor kurangnya kemampuan konsumen dikarenakan profesi yang dimiliki konsumen tidak menjamin terjadinya keteraturan dan kepastian dalam penghasilan yang diterimanya tiap bulan.
Profesi-profesi konsumen yang dianggap berpotensi bad debt sehingga dihindari oleh kebanyakan perusahaan finance/leasing antara lain:
- Anggota TNI dan Polisi
- Hakim, jaksa dan pengacara
- Wartawan
- Kontraktor/Developer
- Pengusaha PJTKI
- Kepala desa/perangkat desa
- Broker/Makelar
- Sopir angkutan
3 komentar:
yah kerjaan gw termasuk di atas....bingung dah mo kredit motor
aq pengen bgt merintis karir di pekerjaan CMO, tp aq mau belajar teorinya dulu. karena aq sekarang bekerja di call center yg selalu terima keluhan/ komplain dari konsumen. mohon pencerahannya masbro. tq tq
Leasing adalah perusahaan yg menjebak konsumen. Saran: Sebisa mungkin menghindari Leasing. Untuk kendaraan lebih baik membeli yang second dari pada membeli yang baru melalui Leasimg.
Seandainya seseorang yg penghasilan sebulannya cukup buat sebulan tetepi karena membeli sesuatu dan membayarnya secara angsuran maka harus menanggung biaya bunga. Jadi penghasilan sebulan yang tadinya cukup karena harus membayar bunga maka penghasilannyan tiap bulan menjadi tidak cukup untuk biaya hidup. Karena tiap bulannya tekor terus mengakibatkan harus mencari tambahan utang. Makin hari makin banyak utangnya. Sementara penambahan penghasilan juga habis seiring dengan peningkatan biaya hidup.
Lama kelamaan tidak ada jalan lain kecuali harus menjual aset yang bisa dijual atau melakukan tindakan melanggar hukum seperti korupsi.
Maka untuk itu sebisa mungkin hindari cara pembelian yang mengharuskan membayar bunga.
Terima kasih semoga bermanfaat bagi semuanya.
Posting Komentar
Please comment..