Kudeta Suharto

Kamis, 20 September 2012
Suharto pria yang lahir di Desa Kemusuk Yogyakarta pada tgl 8 Juni 1921 hanyalah anak seorang petani biasa. Terjun dalam dunia kemiliteran diawali saat Suharto menjadi bagian dari tentara kolonial belanda (KNIL) pada tahun 1940 an di Batalion XIII Rempal Malang. Kariernya menanjak sehingga pangkatnya naik dari Kopral menjadi sersan. Satu hal yang luar biasa karena pada  umumnya saat itu orang jawa mengalami diskriminasi dibandingkan dengan orang luar jawa seperti makasar dan maluku,namun tidak demikian dengan Suharto. Bukan karena kecerdasan Suharto tapi karena sikap pengabdian pada tentara kolonial belanda atau jiwa antek kolonialnyalah sehingga kelaziman diskrimanasi untuk orang jawa tidak dialami oleh
Suharto. Setelah Belanda dikalahkan oleh Jepang Suharto menjadi bagian dari tentara PETA, kemudian setelah proklamasi kemerdekaan dikumandangkan oleh Sukarno suharto bergabung bersama TKR.

Karier kemiliterannya semakin menanjak saat tahun 1950 an Suharto menjabat sebagai Panglima Kodam IV diponegoro. Bersamaan dengan itu juga karakter buruknya mulai membimbingnya untuk melakukan berbagai tindakanyang tidak patut. Disaat bangsa indonesia sedang bahu membahu memperbaiki kondisi yang amburadul pasca penjajahan belanda, Suharto malah dengan tidak berdosa memanfatkan jabatan dan istitusi milternya untuk keuntungan pribadi seperti meminta uang ke perusahaan-perusahaan yang ada di jawa tengah, penyelundupan gula, menjual 200 truk AD slundupan. dengan dalih untuk kesejahteraan anak buahnya ternyata hasilnya masuk ke kantong pribadi. perbuatan korup suharto ini berkonspirasi dengan Yoga Soetama, Liem sio liong, Bob Hasan dan Tek Liong

SUHARTO DAN G 30 S PKI

Pada tanggal 30 september 1965 meletuslah satu peristiwa yang di klaim oleh suharto sebagai pembrontakan PKI. Isu Dewan jenderal yang dihembuskan memakan korban 7 perwira tinggi TNI yang diculik dan dibunuh oleh pasukan cakrabirawa yang di pimpin oleh Letkol Untung. Ke tujuh perwira tinggi itu adalah LetJend A yani, Mayjend Suprapto, Mayjend S Parman, Mayjend MT. Haryono, Brigjen Sutoyo, Brigjen DI Panjaitan. Jenderal Nasution yang juga menjadi target penculikan berhasil meloloskan diri dan luput dari operasi dini hari ini tapi memakan korban Piere Tendean dan anak Nasution Ade irma Suryani.

Ada hubungan masa lalu yang tidak harmonis antara ke tujuh perwira tinggi TNI yang menjadi korban geraka 30 september dengan suharto yaitu saat prilaku korup suharto sewaktu menjabat sebagai Panglima Kodam Diponegoro terbongkar tahun 1959. Markas Besar Angkatan Darat (MBAD) Membentuk tim inverswtigasi yang diketuai oleh Mayjen Suprapto dengan anggota Mayjen S parman, Mayjen MT Haryono dan brigjen Sutoyo. Jenderal Nasution mengeluarkan surat perintah untuk menyeret Suharto ke pengadilan militer. Suharto akhirnya dicopot dari jabatannya yang kemudian digantikan oleh kolonel
Pranoto Rekso Samoedro. Kolonel Pranoto menarik kembali semua fasilitas milik Kodam diponegoro yang dipinjamkan suharto ke para pengusaha cina (liem sio liong, Bob hasan, Tek liong) untuk kepentingan pribadi suharto. Kasus Suharto ini akhirnya dibekukan berkat kebesaran hati Bung karno, Suharto hanya dipindahkan ke SSKAD (Sekolah Staf Komando Angkatan Darat) di Bandung. Di SSKD Suharto di calonkan menjadi ketua senat, Namun DI Panjaitan menolak keras dengan menyatakan Suharto tidak bisa dipercaya karena mempunyai banyak catatan kotor dalam karier militernya. Perasaan sakit hati terpendam di hati Oleh suharto terhadap orang-orang yang menjegal sepak terjangnya.

Kesempatan itu terbuka lebar karena waktu itu terjadi perpecahan antara Sukarno dan nasution yang berimbas pada perpecahan di tubuh militer. Penyebab nya adalah nasution tidak suka melihat kondisi kedekatan sukarno dengan PKI. Sukarno kemudian mengangkat letjen Ahmad yani sebagai menpangad yang mempunyai misi khusus untuk membatasi gerakan kubu Nasution. Hal ini akhirnya justru mengakibatkan hubungan yang tidak baik antara Nasution dan Ahmad Yani. Suharto yang pada awalnya ditugaskan Sukarno untuk mendamaikan kubu Nasution Dan Ahmad Yani justru akhirnya membuat kubu sendiri bersama Yoga Soetama dan Ali Murtopo. Suharto dan Komplotannya begerak di bawah tanah mencari dukungan terutama dukungan dari angkatan darat untuk menyingkirkan kubu Nasution,kubu Ahmad Yani dan Sukarno.

Saat itu ada tiga usur kekuatan yang mendominasi politik indonesia,Yaitu :
1. Kekuatan Presiden
2. Kekuatan TNI AD
3. Kekuatan PKI (sebagai ormas dengan dukungan massa terbanyak saat itu)
Jika bisa merebut kekuasaan di tubuh TNI dan Menghancurkan PKI maka sangatlah mudah bagi Suharto untuk menyingkirkan sukarno. Dan satu momentum yang sangat tepat karena saat terjadi perpecaahan di tiga unsur kekuatan politik tsb. TNI AD sendiri terpecah menjadi 2 kubu yaitu kubu Nasution Dan kubu Ahmad Yani, Bersamaan dengan itu juga baik kubu nasution maupun ahmad yani tidak menyukai PKI dan tidak menyukai sukarno karena berbaik-baik dengan PKI. Perpecahan antara kubu TNI AD dengan sukarno semakin meruncing akibat dari ide sukarno yang ingin membentuk angkatan kelima. Ide ini lahir menyikapi adanya bantuan persenjataan militer untuk TNI dari RRC. Tapi Sukarno belum
menjelaskan angkatan kelima itu yang bagaimana. Perbedaan pendapat antara TNI AD dan sukarno tentang pembentukan angkatan kelima diplintir oleh kubu suharto yaitu membuat isu adanya dewan jernderal yang akan melakukan kup terhadap Presiden Sukarno dan angkatan kelima itu adalah terdiri dari buruh tani (Yang merupakan organisasi underbow PKI) yang akan dipersenjatai. Isu tersebut semakin gencar ketika kondisi kurang sehatnya sukarno diplintir bahwa presiden sedang sakit keras.  Yang serius menanggapi isu tersebut adalah Letkol Untung salah satu komandan pasukan kawal presiden Cakrabirawa yang berafiliasi dengan PKI.  Letkol untung  sempat menghubungi suharto membicarakan rencananya sebagai wujud tugas dan tanggung jawabnya melindungi keselamatan presiden yaitu menghancurkan dewan jenderal yang dianggapnya akan melakukan kup terhadap sukarno. Suharto mendukung rencana untung tsb bahkan berjanji akan memberi tentara bantuan jika diperlukan untung. Dan puncak keberhasilan isu dan provokasi kubu suharto terjadi pada tanggal 30 september 1965 atau tanggl 1 0ktober 1965 dini hari yaitu dibunuhnya 7 petinggi TNI.. Satu unsur kekuatan politik telah bisa dihancurkan, Sasaran berikutnya adalah menghancurkan unsur yang lain yaitu PKI dan sukarno. Akanlah terasa berat jika suharto menghancurkan sukarno terlebih dahulu karena PKI jelas akan mambela sukarno, maka yang dipilih suharto adalah terlebih dahulu menghancurkan PKI Karena dengan menghancurkan PKI berarti kekuatan dibelakang sukarno sudah tidak ada lagi, maka akan sangat mudah bagi Suharto untuk menjatuhkan Sukarno. 

Dengan terbunuhnya 7 jenderal TNI berarti terjadi kekosongan kepemimpinan di tubuh TNI. Rencana Suharto untuk menguasai TNI berhasil. Tapi tanpa legitimasi akan susah bagi suharto untuk melaksanakan rencananya. Akhirnya dengan pemaksaan terhadap sukarno, Suharto akhirnya diberi mandat oleh Sukarno untuk melakukan tindakan pengembalian keamanan, Inilah kesempatan emas yang dimiliki suharto untuk menghancurkan PKI. Dihembuskanlah isu bahwa PKI lah yang membunuh 7 Jenderal TNI dan PKI juga akan melakukan kudeta terhadap Presiden Sukarno. Isu ini dijadikan alasan oleh Suharto untuk menghancurkan PKI dan Semua elemen-elemennya diseluruh Indonesia. Akibatnya Lebih dari 500.000 orang-orang simpatisan PKI dibunuh oleh dan atas perintah Suharto tanpa proses pengadilan. Setelah PKI berhasil dihancurkan oleh Suharto, Tinggalah sukarno yang sudah tidak mempunyai kekuatan lagi. Dengan Memanipulasi Mandat Sukarno kepada Suharto yang dikenal dengan Surat Perintah Sebelas Maret itulah akhirnya Suharto bisa menghancurkan Sukarno.

Artikel terkait lainnya :

3 komentar:

Anonim mengatakan...

hmmm sebagian besar tepat....ttp ada yg saya perlu koreksi disini bagian kebesaran hati sukarno mencegah suharto diadili. Sbnr nya yg mendesak agar suharto tdk di adili adalah jend. Gatot Subroto yg pada akhirnya menitipkan anak angkatnya kepada suharto yaitu Bob Hasan

Unknown mengatakan...

Baru ngerti dan tahu

pejuang mengatakan...

hmmmmm....sebiadab dan selicik itu suharto.....

Posting Komentar

Please comment..